Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya: (1) retensio sekundinarium distokia abortus endometritis (ari-ari tidak keluar), (2) distokia (kesulitanmelahirkan) (3) abortus (keguguran), dan (4) kelahiran prematur/sebelum waktunya. Gangguan reproduksi tersebut menyebabkankerugian ekonomi sangat besar bagi petani yang berdampak terhadap penurunan pendapatan peternak; umumnya disebabkan oleh beberapafaktor, diantaranya : (1). penyakit reproduksi, (2) buruknya sistempemeliharaan, (3) tingkat kegagalan kebuntingan dan (4) masih adanyapengulangan inseminasi, yang kemungkinan salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan reproduksi; di Sumatera Barat 60 % disebabkan oleh endometritis dan 40 % hormonal
Penanganan gangguan reproduksi ditingkat pelaku usaha peternakan masih kurang, bahkan beberapa peternak terpaksa menjual sapinya dengan harga yang murah karena ketidaktahuan cara menangani. Perlu pemasyarakatan teknologi inovatif untuk penanggulangan gangguan reproduksi sapi potong, khususnya pada sapi induk usaha perbibitan rakyat dengan harapan sapi induknya produktif sehingga memacu semangat untuk berusaha.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
0 komentar:
Posting Komentar