Selasa, 15 Juli 2014

Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong


Indonesia yang secara geografis terdiri dari ribuan pulau-pulau memiliki manfaat dan keunggulan komparatif spesifik sebagai perintang alami (natural barrier) terhadap peluang penyebaran berbagai macam penyakit hewan menular strategis. Sampai saat ini ribuan pulau-pulau kecil tersebut belum dimanfaatkan dan sangat rawan untuk dikuasai oleh negara lain. Pulau-pulau kecil terluar di wilayah RI terutama yang berbatasan langsung dengan wilayah negara lain mempunyai potensi yang sangat besar ditinjau dari sisi sosial, ekonomi dan budaya serta strategis bagi politik dan pertahanan NKRI .

Di lain pihak, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi yang cenderung terus meningkat, Indonesia telah mengimpor sekitar 400 ribu ekor sapi bakalan dari Australia pada tahun 2006 atau setara dengan Rp . 2 .6 Trilyun. Diperkirakan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, pada tahun 2020 konsumsi daging sapi akan melonjak sekitar 2-3 kali lipat . Ketergantungan dari negara pengekspor tunggal dapat mengakibatkan harga mudah terdistorsi dan menjadi rentan karena devaluasi nilai rupiah, sehingga nilai impor cenderung terus meningkat. Upaya untuk mencari negara pengekspor sapi selain Australia dan New Zealand perlu dilakukan dengan memperhatikan status Indonesia yang sampai saat ini masih diakui sebagai negara bebas dari penyakit mulut dan kuku. Upaya ini perlu didukung dengan memanfaatkan iptek kesehatan veteriner yang telah dikuasai dan dengan prosedur tetap yang harus dipatuhi, sehingga pulau-pulau kecil dan terluar dapat dipergunakan sebagai screening base dan "kawasan karantina" bagi pengembangan usaha sapi potong.

Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal pemanfaatan pulau-pulau kecil untuk pengembangan usaha sapi potong di Indonesia. Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan workshop bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis disertai dengan verifikasi hasil di lapang. Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti pengambil kebijakan, akademisi, asosiasi, organisasi profesi dan praktisi usaha sapi potong. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di Indonesia, utamanya dalam mewujudkan kecukupan daging sapi pada tahun 2010.

File fulltext : Download (1.548 Kb)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Perpustakaan Puslitbangnak