This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 31 Juli 2014
Implementasi Teknologi dan Komponen Teknologi pada Pendampingan Kegiatan PSDSK atau Pelaksanaan LL dan SL Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong
20.21
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Implementasi Teknologi dan Komponen Teknologi pada Pendampingan Kegiatan PSDSK atau Pelaksanaan LL dan SL Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong
File fulltext : Download (857 Kb)
Rabu, 30 Juli 2014
Petunjuk Teknis Budidaya Dan Pemanfaatan Bachiaria Ruziziensis (Rumput Ruzi) Pakan Ternak Kambing
20.20
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Buku petunjuk teknis ini memberikan informasi tentang Braciaria ruziziensis sebagai pakan ternak kambing, dan juga menjelaskan hijauan pakan ternak Braciaria ruziziensis sebagai pakan kambing.
File fulltext : Download (1.998 Kb)
Selasa, 29 Juli 2014
Bunga Rampai Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
20.17
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Buku Bunga Rampai “Sistem Integrasi Tanaman-Ternak” disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi terkait dengan pengembangan sistem integrasi ternak-tanaman, salah satunya adalah sapi-sawit. Buku ini mencakup berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian di beberapa wilayah yang sebagian diantaranya merupakan paper yang sudah dipresentasikan di workshop nasional ”Dinamika dan Keragaan Sistem Integrasi Ternak-Tanaman: Padi, Sawit, Kakao” pada tanggal 10 Agustus 2009 oleh Puslitbang Peternakan, Bogor.
Senin, 28 Juli 2014
Petunjuk Teknis Budidaya dan pemanfaatan rumput S. Tenotaphrum Secundatum untuk ternak ruminansia
20.14
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
File fulltext : Download (2.843 Kb)
Minggu, 27 Juli 2014
Buku Panduan Ibadah Qurban dan Aqiqah Bagi Umat Islam Indonesia
20.13
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tata cara penanganan dan pemotongan hewan Qurban, baik secara Syarat medis peternakan dan Veteriner, maupun secara syarat Syariat Agama Islam yang meliputi Aman, Sehat, Utuh, dan Halal ( ASUH ). Demikian pula dengan tata cara pemilihan hewan Kurban yang tepat dan menjadi syarat dan ketentuan dalam pelaksanaan ibadah.
Rangkaian kegiatan BHQ berupa penjualan hewan Qurban ( Sapi, Domba, Kambing ), Sosialisasi tata cara penanganan hewan Qurban, pameran/promosi produk dan teknologi peternakan/veteriner, bazar, dan acara-acara pendukung lainnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan BHQ dan diterbitkannya buku panduan ini, masyarakat ( Umat Islam ) dapat terbantu dalam merayakan Hari Raya Idul Adha. Demikian juga, para peternak dapat terbantu dalam memasarkan hasil usaha peternakannya.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini, di ucapkan terimakasih, dan semoga menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
Sabtu, 26 Juli 2014
Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong
20.09
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
File fulltext : Download (668 Kb Kb)
Jumat, 25 Juli 2014
Petunjuk Teknis Manajemen Perkawinan Sapi Potong
20.06
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
kesejahteraan petani.
Namun dalam usaha ternak sapi potong rakyat masih sering muncul beberapa permasalahan, diantaranya masih terjadi kawin berulang (S/C > 2) dan rendahnya angka kebuntingan (< %) sehingga menyebabkan panjangnya jarak beranak pada induk ( > 18 bulan) (Affandhy ., 2006); yang akan calving interval et al berdampak terhadap rendahnya perkembangan populasi sapi per tahun dan berakibat terjadi penurunan petani dari usaha income ternak. Salah satu faktor penyebab rendahnya perkembangan populasi sapi adalah manajemen perkawinan yang tidak tepat, yakni: (1) pola perkawinan yang kurang benar, (2) pengamatan birahi dan waktu kawin tidak tepat, (3) rendahnya kualitas atau kurang tepatnya pemanfaatan pejantan dalam kawin alam dan (4) kurang terampilnya beberapa petugas serta (5) rendahnya pengetahuan peternak tentang kawin suntik/IB. Pola perkawinan menggunakan pejantan alam, petani mengalami kesulitan memperoleh pejantan, apalagi yang berkualitas, sehingga pedet yang dihasilkan bermutu jelek, bahkan berindikasi adanya kawin keluarga terutama pada wilayah pengembalaan di inbreeding Indonesia Bagian Timur.
Penurunan efisiensi reproduksi dipengaruhi juga oleh faktor manajemen perkawinan yang tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan sekitarnya, sehinggga terindikasi terjadinya kawin yang berulang pada induk sapi potong di tingkat usaha ternak rakyat yang menyebabkan rendahnya keberhasilan kebuntingan dan panjangnya jarak beranak. Diperlukan suatu cara atau teknik manajemen perkawinan yang tepat sesuai dengan kehendak petani dengan berdasar pada potensi atau kehidupan sosial masyarakat pedesaan, yakni teknik kawin suntik dengan IB beku, cair dan pejantan alami yang mantap dan berkesinambungan.
Tujuan pembuatan petunjuk teknis adalah: (1) memberikan informasi kepada petani, khususnya dalam usaha budidaya sapi potong tentang manajemen perkawinan yang tepat sesuai dengan kondisi ternak dan spesifik lokasi, (2) menambah keterampilan petugas dan tingkat pengetahuan peternak tentang teknik IB beku, cair dan kawin alam serta (3) meningkatkan kebuntingan sapi melalui pelaksanaan perkawinan yang benar. Penerapan teknik manajemen perkawinan yang tepat melalui teknik IB maupun perkawinan alam yang sesuai dengan kondisi setempat diharapkan dapat meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan jumlah induk berkualitas yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani dari usaha sapi potong.
File fulltext : Download (902 Kb)
Kamis, 24 Juli 2014
Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong
20.04
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Upaya pemerintah Cq. Dirjen Peternakan telah mencanangkan swasembada daging sapi tahun 2010, dengan predeksi sebesar 90 – 95 % kebutuhan dipasok dalam negeri dan 5 – 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program tersebut diperlukan talaksana pemeliharaan sapi potong melalui inovasi teknologi perkandangan.
Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum memberikan keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak.
Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain (1) memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi yang baik, (3) efisiensi dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian (5) serta tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan perlengkapan kandang kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja bagi petugas dalam dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.
Petunjuk teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapa tipe / macam kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola pemeliharaannya.
File fulltext : Download (629 Kb)
Rabu, 23 Juli 2014
Petunjuk Teknis Sistem Perbibitan Sapi Potong
20.00
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Sapi potong lokal Indonesia mempunyai keragaman genetik yang cukup besar dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tropis yang kering (udara panas dengan kelembaban rendah dan tatalaksana pemeliharaan ekstensif), kuantitas dan kualitas pakan yang terbatas, relatif tahan serangan penyakit tropis dan parasit, serta performans reproduksinya cukup efisien, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai materi genetik dalam pengembangan sapi potong yang unggul. Oleh karena itu salah satu solusi yang dapat ditempuh untuk memperbaiki produktivitas (produksi dan reproduksi) sekaligus meningkatkan populasi sapi potong, adalah melalui pengembangan komponen teknologi berupa teknik seleksi dan pengaturan perkawinan (untuk mendapatkan sapi bibit), dan tatalaksana pemeliharaan dalam sistem perbibitan sapi potong. Peningkatan produktivitas sapi dapat meningkatkan produksi sehingga menurunkan jumlah sapi yang dipotong, serta menekan kematian ternak (terutama pedet), sehingga akan meningkatkan jumlah populasi; kondisi ini diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan peternak melalui peningkatan efisiensi dan harga jual produksi.
Tujuan penyusunan buku petunjuk teknis ini memberikan gambaran yang lebih benar tentang pola perbibitan sapi potong lokal, baik skala peternakan rakyat maupun skala komersial, melalui teknik perbaikan mutu genetik dan teknik peningkatan efisiensi reproduksi.
Teknik perbibitan sapi potong silangan tidak dibahas dalam buku ini, karena arah dan tujuan program persilangan sapi potong di Indonesia masih belum jelas sehingga budidaya nya belum dapat di arahkan ke usaha perbibitan, tetapi masih sekedar menghasilkan sapi silangan untuk dipotong.
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan buku petunjuk teknis ini, adalah sebagai salah satu sarana komunikasi yang menghubungkan antara lembaga penelitian sebagai penghasil teknologi dengan peternak dan pengguna lainnya, dalam rangka meningkatkan produktivitas sapi potong berkualitas (baik sebagai bakalan untuk usaha penggemukan maupun perbibitan) dan mendukung strategi pengembangan wilayah atau kelompok usaha perbibitan sapi potong.
File fulltext : Download (631 Kb)
Selasa, 22 Juli 2014
Petunjuk Teknis Teknologi Inovasi Pakan Murah Untuk Usaha Pembibitan Sapi Potong
19.58
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Teknologi inovasi “pakan murah” untuk usaha pembibitan sapi potong lokal diharapkan dapat memenuhi target :
1. Menekan kematian pedet pra-sapih kurang dari 3%,
2. Jarak beranak selambat-lambatnya dari 14 bulan,
3. Laju pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet s.d. disapih umur 7 bulan sekurang-kurangnya 0,4 kg,
4. Skor kondisi tubuh (kegemukan) induk selama menyusui dalam kategori sedang .
5. Usaha pembibitan sapi potong lokal dapat memberikan keuntungan ekonomis.
1. Menekan kematian pedet pra-sapih kurang dari 3%,
2. Jarak beranak selambat-lambatnya dari 14 bulan,
3. Laju pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet s.d. disapih umur 7 bulan sekurang-kurangnya 0,4 kg,
4. Skor kondisi tubuh (kegemukan) induk selama menyusui dalam kategori sedang .
5. Usaha pembibitan sapi potong lokal dapat memberikan keuntungan ekonomis.
File fulltext : Download (402 Kb)
Senin, 21 Juli 2014
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Bensin Sebagai Bahan Pengganti Ekstraksi Pada Analisis Kadar Lemak
19.54
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Perkembangan industri pertanian yang pesat, khususnya industri pakan ternak pada akhir-akhir ini telah mendorong meningkatnya kebutuhan akan analisis bahan pakan. Analisis lemak kasar merupakan salah satu komponen dari rangkaian analisa proksimat yang sering dilakukan pada analisis bahan pakan ternak. Analisis lemak kasar dan bagian-bagian lain yang ikut larut dalam pelarut petroleum benzene, petroleum eter hexane (trigliserida), phospholipia, asam-asam lemak bebas, sterolsterol, pigmen, karotin, khlorofil dan malam (Sorayah , dan Darwinsyah, 1984). Pada proses analisis lemak diperlukan reagent utama sebagai pengekstrak lemak dari bahan analisis, yaitu petroleum benzine pa. Berdasarkan pengalaman, pengadaan petroleum benzine pa merupakan kendala utama pada analisis lemak kasar karena sulit didapatkan (sekitar empat minggu) dan harganya cukup mahal dibanding bahan kimia lain. Harga per liter petroleum benzine pa dengan titik didih 40 C – 60 C bisa mencapai Rp 694.600,00 (Merck, 2007).
Kenyataan tersebut memicu inisiatif untuk mencari alternatif bahan lain yang mudah didapat dan mempunyai kriteria bahan serta fungsi yang sama dengan petroleum benzine pa Pilihan jatuh pada bensin premium, setelah dilakukan penyulingan terhadap bahan tersebut, hasil penyulingannya kemudian digunakan sebagai pengganti petroleum benzine pa untuk mengekstraksi lemak dan dapat menekan biaya analisis hingga 50 % serta tidak mengurangi kualitas hasil (Sriyana,2005).
Tujuan penulis menyajikan tulisan ini adalah memberika informasi dan mengembangkan teknik penyulingan bensin premium sehingga hasil penyulingannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan gekstrak dalam analisis kadar lemak kasar dengan menggunakan metoda
Soxkhlet yang dimodifikasi.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
Minggu, 20 Juli 2014
Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Organik Asal Kotoran Sapi
19.51
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah ( 20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO dan H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman.
Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama.
Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis pembuatan kompos organic berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organic yang akhirnya akan menambah pendapatan.
File fulltext : Download (315 Kb)
Sabtu, 19 Juli 2014
Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong
19.48
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya: (1) retensio sekundinarium distokia abortus endometritis (ari-ari tidak keluar), (2) distokia (kesulitanmelahirkan) (3) abortus (keguguran), dan (4) kelahiran prematur/sebelum waktunya. Gangguan reproduksi tersebut menyebabkankerugian ekonomi sangat besar bagi petani yang berdampak terhadap penurunan pendapatan peternak; umumnya disebabkan oleh beberapafaktor, diantaranya : (1). penyakit reproduksi, (2) buruknya sistempemeliharaan, (3) tingkat kegagalan kebuntingan dan (4) masih adanyapengulangan inseminasi, yang kemungkinan salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan reproduksi; di Sumatera Barat 60 % disebabkan oleh endometritis dan 40 % hormonal
Penanganan gangguan reproduksi ditingkat pelaku usaha peternakan masih kurang, bahkan beberapa peternak terpaksa menjual sapinya dengan harga yang murah karena ketidaktahuan cara menangani. Perlu pemasyarakatan teknologi inovatif untuk penanggulangan gangguan reproduksi sapi potong, khususnya pada sapi induk usaha perbibitan rakyat dengan harapan sapi induknya produktif sehingga memacu semangat untuk berusaha.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
Jumat, 18 Juli 2014
Strategi Penjaringan Calon Bibit Sapi Perah
19.43
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal strategi penjaringan calon bibit sapi perah di Indonesia . Hal ini dilaksanakan dalam suatu workshop bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, tanggal 18 Oktober 2008 . Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti pengambil kebijakan, akademisi, peneliti, asosiasi dan organisasi profesi serta praktisi usaha sapi perah . Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi perah di Indonesia, utamanya dalam mewujudkan peningkatan konsumsi susu nasional.
File fulltext : Download (1.613 Kb)
Kamis, 17 Juli 2014
Konsep Pedoman Sistem Integrasi Sapi Di Perkebunan Kelapa Sawit
19.40
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Permintaan daging sapi nasional terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan penduduk, perubahan gaya hidup dan kesadaran akan gizi seimbang. Hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan pasokan bakalan, sehingga terjadi kekurangan daging sapi di dalam negeri . Salah satu kendala dalam rangka meningkatkan populasi sapi adalah terbatasnya daya dukung alam untuk penanaman hijauan sebagai sumber pakan. Di sisi lain produk samping pertanian dan agroindustri belum dimanfaatkan dengan optimal. Produk samping industri kelapa sawit merupakan pilihan alternatif yang dapat dipergunakan sebagai bahan pakan ternak sapi. Model integrasi sapi di perkebunan kelapa sawit yang telah dikaji oleh Badan Litbang Pertanian sejak tahun 2003 diyakini dapat terus dikembangkan. Dengan demikian sapi merupakan bagian integral dari usaha perkebunan kelapa sawit. Sistem integrasi ini mampu meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja, mengurangi biaya perawatan dan pemupukan, menghemat penggunaan lahan, mengurangi biaya investasi untuk pembangunan jalan dan pengadaan alat transportasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekebun dan masyarakat di sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep pedoman sistem integrasi sapi di perkebunan kelapa sawit. Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan desk study dan
focus group discussion. Konsep ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan/saran rekomendasi bagi tim penyusun Sistem Integrasi Sapi Di Perkebunan Kelapa Sawit yang akan dibentuk oleh Menteri Pertanian. Pada akhirnya, konsep pedoman ini dapat merupakan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di perkebunan sawit, utamanya dalam mendukung terwujudnya Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS).
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep pedoman sistem integrasi sapi di perkebunan kelapa sawit. Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan desk study dan
focus group discussion. Konsep ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan/saran rekomendasi bagi tim penyusun Sistem Integrasi Sapi Di Perkebunan Kelapa Sawit yang akan dibentuk oleh Menteri Pertanian. Pada akhirnya, konsep pedoman ini dapat merupakan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di perkebunan sawit, utamanya dalam mendukung terwujudnya Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS).
File fulltext : Download (918 Kb)
Rabu, 16 Juli 2014
Restrukturisasi Sistem Produksi Perunggasan di Indonesia
19.37
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Berdasarkan sistem produksinya, industri perunggasan di Indonesia dibagi ke dalam 4 sektor dengan porsi terbesar jumlah peternak yang terlibat di sektor 3 dan 4. Sektor ini memiliki sebaran yang luas hampir di seluruh wilayah di tanah air. Namun demikian, dibandingkan dengan sektor 1 dan 2, .sektor 3 dan 4 mempunyal kelemahan dalam hal sistem kesehatan hewan, sehingga dengan merebaknya kasus penyakit Flu Burung sejak
pertengahan tahun 2003 sektor ini perlu mendapat perhatian yang serius, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pengendalian dan pencegahan mewabahnya kasus penyakit Flu Burung yang tak kunjung reda dan dipandang perlu untuk segera dilakukan tata ulang atau restrukturisasi sistem produksi perunggasan di Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah berhasil menyusun konsep awal restrukturisasi sistem produksi perunggasan di Indonesia. Hal ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan workshop/lokakarya dan diskusi internal serta verifikasi hasil di lapang. Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti penentu kebijakan, akademisi, asosiasi dan organisasi profesi serta praktisi perunggasan . Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi berhasilnya program restrukturisasi sistem produksi perunggasan di Indonesia.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
Selasa, 15 Juli 2014
Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong
19.34
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Di lain pihak, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi yang cenderung terus meningkat, Indonesia telah mengimpor sekitar 400 ribu ekor sapi bakalan dari Australia pada tahun 2006 atau setara dengan Rp . 2 .6 Trilyun. Diperkirakan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, pada tahun 2020 konsumsi daging sapi akan melonjak sekitar 2-3 kali lipat . Ketergantungan dari negara pengekspor tunggal dapat mengakibatkan harga mudah terdistorsi dan menjadi rentan karena devaluasi nilai rupiah, sehingga nilai impor cenderung terus meningkat. Upaya untuk mencari negara pengekspor sapi selain Australia dan New Zealand perlu dilakukan dengan memperhatikan status Indonesia yang sampai saat ini masih diakui sebagai negara bebas dari penyakit mulut dan kuku. Upaya ini perlu didukung dengan memanfaatkan iptek kesehatan veteriner yang telah dikuasai dan dengan prosedur tetap yang harus dipatuhi, sehingga pulau-pulau kecil dan terluar dapat dipergunakan sebagai screening base dan "kawasan karantina" bagi pengembangan usaha sapi potong.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal pemanfaatan pulau-pulau kecil untuk pengembangan usaha sapi potong di Indonesia. Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan workshop bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis disertai dengan verifikasi hasil di lapang. Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti pengambil kebijakan, akademisi, asosiasi, organisasi profesi dan praktisi usaha sapi potong. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di Indonesia, utamanya dalam mewujudkan kecukupan daging sapi pada tahun 2010.
File fulltext : Download (1.548 Kb)
Senin, 14 Juli 2014
Rekomendasi Teknologi Peternakan dan Veteriner mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014
19.31
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
File fulltext : Download (4.697 Kb)
Minggu, 13 Juli 2014
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Pengembangan Usaha Sapi Potong
19.29
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Kebijakan menuju swasembada daging sapi pada tahun 2010 secara resmi telah dinyatakan Pemerintah (cq . Departemen Pertanian) sebagai langkah konkrit tindak lanjut Revitalisasi Pertanian yang telah dicanangkan Presiden pada tanggal 11 Juni 2005 di Jatiluhur, Jawa Barat . Dalam konteks ketahanan pangan, langkah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan hewani ini perlu segera direalisir . Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa ketergantungan pada impor produk peternakan akan menguras devisa dan melemahkan kemandirian bangsa .
Kurangnya pasokan sapi bakalan merupakan permasalahan utama dalam industri sapi potong di Indonesia, sehingga perlu upaya terhadap intensifikasi program breeding, cow ca/f operation dan penggemukan . Oleh karena itu perlu dicari alternatif model pengembangan usaha sapi potong melalui pola kemitraan dengan sasaran ganda yaitu meningkatkan produksi dan memberdayakan petani dan peternak . Bila saat ini usaha penggemukan lebih bertumpu pada pasokan sapi bakalan impor, ke depan perlu diupayakan untuk mencari penggantinya yang berasal dari sapi lokal . Namun, keberhasilan suatu program harus didasarkan pada kekuatan dan potensi sumberdaya lokal seperti pakan dan bibit . Program ini perlu didukung oleh masyarakat sejak awal dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal yang dikombinasikan dengan aplikasi teknologi inovatif ramah lingkungan . Pendekatan aspek sosial melalui pemberdayaan . masyarakat juga perlu dilakukan karena peningkatan produksi sapi nasional harus searah dengan perbaikan taraf hidup masyarakat untuk dapat hidup lebih sejahtera .
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal tentang Ill pemberdayaan masyarakat melalui model pengembangan usaha sapi potong . Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan diskusi panel bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Asosiasi di bidang peternakan (APFINDO dan PPSKI) . Diskusi ini diikuti oleh hampir seluruh pengemban kepentingan yang terdiri dari pelaku usaha, pengambil kebijakan dan pimpinan UPT bidang perbibitan, serta para peneliti dan akademisi. Pembicara utama dalam diskusi ini adalah para pelaku usaha yang telah sukses mengembangkan bisnis sapi potong, yang diharapkan dapat menawarkan alternatif model pembangunan sapi potong.
Kurangnya pasokan sapi bakalan merupakan permasalahan utama dalam industri sapi potong di Indonesia, sehingga perlu upaya terhadap intensifikasi program breeding, cow ca/f operation dan penggemukan . Oleh karena itu perlu dicari alternatif model pengembangan usaha sapi potong melalui pola kemitraan dengan sasaran ganda yaitu meningkatkan produksi dan memberdayakan petani dan peternak . Bila saat ini usaha penggemukan lebih bertumpu pada pasokan sapi bakalan impor, ke depan perlu diupayakan untuk mencari penggantinya yang berasal dari sapi lokal . Namun, keberhasilan suatu program harus didasarkan pada kekuatan dan potensi sumberdaya lokal seperti pakan dan bibit . Program ini perlu didukung oleh masyarakat sejak awal dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal yang dikombinasikan dengan aplikasi teknologi inovatif ramah lingkungan . Pendekatan aspek sosial melalui pemberdayaan . masyarakat juga perlu dilakukan karena peningkatan produksi sapi nasional harus searah dengan perbaikan taraf hidup masyarakat untuk dapat hidup lebih sejahtera .
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal tentang Ill pemberdayaan masyarakat melalui model pengembangan usaha sapi potong . Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan diskusi panel bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Asosiasi di bidang peternakan (APFINDO dan PPSKI) . Diskusi ini diikuti oleh hampir seluruh pengemban kepentingan yang terdiri dari pelaku usaha, pengambil kebijakan dan pimpinan UPT bidang perbibitan, serta para peneliti dan akademisi. Pembicara utama dalam diskusi ini adalah para pelaku usaha yang telah sukses mengembangkan bisnis sapi potong, yang diharapkan dapat menawarkan alternatif model pembangunan sapi potong.
File fulltext : Download (2.021 Kb)
Sabtu, 12 Juli 2014
Petunjuk Teknis Pengelolaan Pakan Dalam Usaha Ternak Kambing
19.27
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
oleh perbedaan agro-ekosistem dimana ternak kambing dipelihara ataupun oleh tingkat pengetahuan serta pengalaman dalam berusaha . Oleh karena itu, adanya sumber informasi yang secara prinsip-teknis dapat menjangkau berbagai kondisi Iingkungan yang beragam diharapkan dapat membantu
meningkatkan penerapan teknologi dan teknis manajemen dalam usaha produksi kambing. Salah satu aspek sangat penting dalam usaha produksi kambing adalah pengelolaan pakan secara efisien .
Buku petunjuk teknis ini secara khusus memuat prinsip dan teknis pengelolaan pakan serta memamparkan berbagai inovasi teknologi pakan yang dapat diterapkan dalam usaha peternakan kambing baik yang dikelola dengan pola peternakan rakyat maupun pengelolaan secara komersial dengan orientasi keuntungan. Aspek manajemen dan teknologi pakan yang dikemukakan dalam buku ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau berbagai agro-ekosistem yang berbeda.
File fulltext : Download (3.204 Kb)
Jumat, 11 Juli 2014
Petunjuk Teknis Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan Limbah Hortikultura Untuk Ternak Kambing
19.23
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Potensi limbah tanaman hortikultura sebagai sumber pakan, sampai saat ini berlimpah dan masih belum dimanfaatkan secara optimal . Limbah buah hortikultura antara lain limbah buah markisa, Iimbah buah nenas, dan limbah sayuran lobak, dll . ternyata mempunyai potensi yang sangat baik, baik dari kuantitas, maupun kandungan proten sebagai pakan ternak kambing
File fulltext : Download (2.568 Kb)
Kamis, 10 Juli 2014
Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia
19.22
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Ada 8 bangsa ternak kambing lokal di Indonesia yaitu: Kambing Marica, Kambing Samosir, Kambing Muara, Kambing Kosta, Kambing Gembrong, Kambing Peranakan Etawah, Kambing Kacang, Kambing Benggala
Dari delapan bangsa ternak kambing lokal Indonesia yang telah dikarakterisasi yang ternasuk kategori besar adalah kambing Peranakan Ettawah (PE) dan kambing Muara, kambing kategori sedang ádalah kambing Kosta, Gembrong dan Benggala, sedangkan yang termasuk kategori kecil adalah kambing Kacang, kambing Samosir dan kambing Marica. Perlu dilanjutkan penelitian potensi genetik kambing lokal Indonesia, serta upaya eksplorasi/karakterisasi bangsa kambing lainnya yang masih tersebar di wilayah Indonesia. Untuk menghindari beberapa jenis/bangsa kambing lokal Indonesia yang semakin habis atau punah maka sangat diharapkan partisipasi Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga penelitian dan Universitas untuk berupaya melakukan pelestarian potensi genetik Plasma Nutfah Kambing Indonesia.
File fulltext : Download (2.448 Kb)
Rabu, 09 Juli 2014
Akselerasi Implementasi Program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) Penyusun Untuk Sapi Perah
19.20
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal untuk mengakselerasi implementasi KUPS untuk komoditas sapi perah . Suatu dialog interaktif telah dilaksanakan di Bandung pada tanggal 17 Oktober 2009 dalam suatu workshop bekerjasama dengan Lembaga Studi Pembangunan Peternakan Indonesia, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (Jawa Barat) yang didukung oleh Ditjen Peternakan . Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti perbankan, pengambil kebijakan, akademisi, peneliti, asosiasi dan organisasi profesi serta praktisi usaha sapi perah . Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi perah di Indonesia.
File fulltext : Download (1.093 Kb)
Selasa, 08 Juli 2014
Peta Potensi dan Sebaran Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia: Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (Siska)
19.19
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Melalui serangkaian kegiatan penelitian maupun pengembangan yang dilakukan oleh Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta beberapa perguruan tinggi; secara nyata menunjukkan bahwa produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan kelapa sawit dapat meningkat apabila dikombinasikan dengan usahaternak sapi dan/atau kerbau. Kombinasi usaha perkebunan kelapa sawit dengan usahaternak sapi dilakukan melalui pendekatan “Sistem Integrasi Sapi - Kelapa Sawit” (SISKA). Ternak sapi dan/atau kerbau dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja mengangkut TBS, penghasil pupuk organik, dan pengendali gulma. Selain itu ternak juga dapat memanfaatkan limbah perkebunan dan industri minyak sawit sebagai pakan ternak menjadi produk (daging
dan ternak) yang bernilai tinggi.
Terkait dengan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014 (PSDSK-2014), perkebunan kelapa sawit merupakan alternatif utama untuk pengembangan usahaternak sapi/kerbau. Apabila setiap hektar areal kebun sawit dapat menampung 1-2 ekor sapi/kerbau dewasa, maka dari luasan 8 juta ha tanaman kelapa sawit secara teoritis dapat menampung sapi/kerbau sebanyak 8-16 juta ekor. Suatu potensi pengembangan usahaternak sapi/kerbau yang sangat besar.
Penyusunan peta potensi dan penyebaran areal perkebunan kelapa sawit dimaksudkan sebagai informasi awal untuk pengembangan usahaternak sapi/kerbau lebih lanjut, menurut wilayah administrasi dan lokasi perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit
File fulltext : Download (3.880 Kb)
Senin, 07 Juli 2014
Membangun Sistem Perbenihan dan Pelepasan Tanaman Pakan Ternak
19.17
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Selain penelitian pemuliaan, sistem perbenihan tanaman pakan pun harus diperhatikan. Karena distribusi dan komersialisasi varietas unggul yang efektif dan efisien adalah melalui industry benih . Untuk memacu kegiatan pemuliaan oleh swasta diperlukan iklim yang kondusif agar tercipta pasar bagi benih dari varietas unggul yang dihasilkan . Hal tersebut dapat dicapai antara lain dengan adanya perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) dalam pemuliaan tanaman terutama untuk jenis tanaman unggul
Munculnya Undang-undang Perlindungan Varietas tanaman (UU-PVT) akan mendorong adanya perlindungan HKI bagi pemuliaan tanaman dan komersialisasi teknologi hasil pertanian . Untuk mengantisipasi tuntutan tersebut, perlu dilakukan harmonisasi antara manajemen pemuliaan dan produksi benih sumber dengan kebijakan komersialisasi dan perlindungan varietas tanaman.
Pelepasan varietas (tanaman pakan temak) unggul merupakan pengakuan negara (c .q .Pemerintah) pada suatu varietas, baik hasil pemuliaan dalam negeri maupun introduksi Pengakuan ini ditunjukkan dengan suatu pernyataan bahwa varietas yang bersangkutan memiliki keunggulan tertentu dan dapat disebarluaskan . Keunggulan sifat-sifat suatu varietas yang akan dilepas perlu dibuktikan melalui suatu pengkajian daya adaptasi atau uji observasi . Penetapan dan pengakuan varietas tanaman pakan ternak dapat dipandang dari dua sisi yakni sebagai bentuk perlindungan dengan pemberian hak atas kekayaan intelektual bagi penernu varietas hasil pemuliaan dan perlindungan bagi pengguna yakni adanya jaminan mutu dari varietas tanaman pakan ternak yang digunakan . Untuk mendorong terlaksananya hal tersebut, kepada pemulia penemunya dapat diberikan penghargaan oleh negara (pemerintah) serta pemberian hak untuk memberi nama pada temuannya
Buku ini merupakan kajian ilmiah Pengelolaan sumber dayagenetik tanaman pakan ternak, sebagai dasar untuk merumuskan pokok-pokok pikiran terkait dengan pengelolaan sumber daya genetik tanaman pakan ternak yang akan menjadi bahan dan dasar bagi penyusunan peraturan perundang-undangan beserta pedoman teknis maupun prosedur pelepasan varietas tanaman pakan ternak
File fulltext : Download (1.491 Kb)
Minggu, 06 Juli 2014
Upaya Peningkatan Populasi Sapi Betina Produktif di Indonesia
19.14
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Peningkatan jumlah populasi ternak sapi merupakan target utama yang harus dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan swasembada daging sapi (P2SDS) di Indonesia. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah upaya meningkatkan populasi sapi betina produktif denganberbagai cara. Undang-undang No.6/67 tentang "Ketentuan ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan" melarang untuk dilakukan pemotongan ternak sapi betina produktif, namun implementasinya perlu diikaji ulang karena menjadi kontra produktif dengan kondisi yang ada di lapang saat ini. Peningkatan jumlah populasi ternak sapi betina ini memang tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek, tetapi harus secara bertahap dan dalam jangka panjang dengan program yang jelas
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal upaya peningkatan populasi sapi betina produktif di Indonesia . Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan desk study dan lokakarya bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Perhimpunan limu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) di Jakarta, tanggal 21 April 2008. Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti pengambil kebijakan, akademisi, peneliti, asosiasi dan organisasi profesi serta praktisi usaha sapi potong. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di Indonesia, utamanya dalam mewujudkan swasembada daging sapi
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal upaya peningkatan populasi sapi betina produktif di Indonesia . Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan desk study dan lokakarya bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Perhimpunan limu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) di Jakarta, tanggal 21 April 2008. Berbagai pelaku usaha dan instansi terkait ikut terlibat dalam kegiatan ini seperti pengambil kebijakan, akademisi, peneliti, asosiasi dan organisasi profesi serta praktisi usaha sapi potong. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha sapi potong di Indonesia, utamanya dalam mewujudkan swasembada daging sapi
File fulltext : Download (1.699 Kb)
Sabtu, 05 Juli 2014
Sukses Beternak Kambing dan Domba
19.12
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Bahan-bahan yang disajikan dalam buku ini juga merupakan salah satu bagian dari strategi dan metodologi penelitian yang dapat dijadikan dasar bagi para peneliti dan peternak untuk bekerjasama dalam mengembangkan dan menguji suatu hasil inovasi teknologi pertanian.
Buku yang berharga ini juga diharapkan dapat membantu dan memberikan informasi peternak berskala kecil dan dinas peternakan dalam berbagai usaha ke arah peningkatan produksi kambing dan domba.
File Download:
Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi (290 Kb)
Pendahuluan (113 Kb)
Pemuliabiakan (1.513 Kb)
Manajemen Pemeliharaan (1.315 Kb)
Manajemen Pemberian Pakan (1.056 Kb)
Kesehatan (1.156 Kb)
Ekonomi (1.156 Kb)
Fullteks (7.160 Kb)
Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi (290 Kb)
Pendahuluan (113 Kb)
Pemuliabiakan (1.513 Kb)
Manajemen Pemeliharaan (1.315 Kb)
Manajemen Pemberian Pakan (1.056 Kb)
Kesehatan (1.156 Kb)
Ekonomi (1.156 Kb)
Fullteks (7.160 Kb)
Jumat, 04 Juli 2014
Panduan Karakterisasi Ternak Itik
19.11
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Karakterisasi dan evaluasi merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik untuk mengetahui potensi sifatsifat yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan . Karakterisasi SDG-T dilakukan terhadap sifat-sifat morfologi kualitatif, kuantitatif, produktivitas, jarak genetik, ataupun polimorphisme darah .
Buku panduan Karakterisasi Ternak Itik disusun berdasarkan gabungan beberapa pustaka, mengingat bahwa terdapat cukup banyak sumberdaya genetik itik di Indonesia dengan potensi yang belum semua diketahui dan dimanfaatkan . Sehubungan dengan hal itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan menyusun Buku Panduan Karakterisasi Ternak Itik ini .
Diharapkan buku ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan, sebagai acuan bagi para penyusun karakterisasi ternak itik untuk menunjang kegiatan pengelolaan SDG-T .
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk keberlanjutan pengelolaan sumberdaya genetik ternak .
File fulltext : Download (1.699 Kb)
Kamis, 03 Juli 2014
Kajian Impor Bibit Sapi Potong dari Wilayah Tertular Penyakit Mulut dan Kuku
19.10
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Dalam upaya mendukung program tersebut Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan melalui tim Analisis Kebijakan telah melakukan dua kali kegiatan Iokakarya diskusi ilmiah meliputi : (1) Rountable Discussion: Impor Bibit Sapi Potong Terkait dengan Status Penyakit Mulut dan Kuku PMK dan Bovine Spongiform Encephalopathy BSE ; (2) Rountable discussion: Kajian Teknis dan Analisis Kebijakan Impor Bibit Sapi Potong Bibit dari Negara Tertular PMK Hasil dari kedua diskusi tersebut dirangkum dalam buku ini
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya dokumen ini Buku ini merupakan dokumen dinamis yang dirasakan masih jauh dari sempurna sehingga masukan dan saran yang bermanfaat guna meningkatkan kualitas sangat diharapkan Semoga buku ini dapat berguna bagi para pembaca untuk implementasi program usaha sapi potong di masa masa yang akan datang.
File fulltext : Download (904 Kb)
Rabu, 02 Juli 2014
Penetapan dan Pengakuan Rumpun dan Galur Ternak Mendukung Sistem Perbibitan Ternak Nasional yang Berdayasaing dan Berkelanjutan
19.08
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Penetapan dan Pengakuan Rumpun dan Galur Ternak Mendukung Sistem Perbibitan Ternak Nasional yang Berdayasaing dan Berkelanjutan
File fulltext : Download (2.412 Kb)
Selasa, 01 Juli 2014
Sistem Integrasi Tanaman-Ternak di Lahan Kering
19.06
Perpustakaan Puslitbangnak
No comments
Sistem Integrasi Tanaman-Ternak di Lahan Kering
Sumber : BPTP Jogyakarta
File fulltext : Download (1.922 Kb)