Minggu, 13 Juli 2014

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Pengembangan Usaha Sapi Potong


Kebijakan menuju swasembada daging sapi pada tahun 2010 secara resmi telah dinyatakan Pemerintah (cq . Departemen Pertanian) sebagai langkah konkrit tindak lanjut Revitalisasi Pertanian yang telah dicanangkan Presiden pada tanggal 11 Juni 2005 di Jatiluhur, Jawa Barat . Dalam konteks ketahanan pangan, langkah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan hewani ini perlu segera direalisir . Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa ketergantungan pada impor produk peternakan akan menguras devisa dan melemahkan kemandirian bangsa .

Kurangnya pasokan sapi bakalan merupakan permasalahan utama dalam industri sapi potong di Indonesia, sehingga perlu upaya terhadap intensifikasi program breeding, cow ca/f operation dan penggemukan . Oleh karena itu perlu dicari alternatif model pengembangan usaha sapi potong melalui pola kemitraan dengan sasaran ganda yaitu meningkatkan produksi dan memberdayakan petani dan peternak . Bila saat ini usaha penggemukan lebih bertumpu pada pasokan sapi bakalan impor, ke depan perlu diupayakan untuk mencari penggantinya yang berasal dari sapi lokal . Namun, keberhasilan suatu program harus didasarkan pada kekuatan dan potensi sumberdaya lokal seperti pakan dan bibit . Program ini perlu didukung oleh masyarakat sejak awal dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal yang dikombinasikan dengan aplikasi teknologi inovatif ramah lingkungan . Pendekatan aspek sosial melalui pemberdayaan . masyarakat juga perlu dilakukan karena peningkatan produksi sapi nasional harus searah dengan perbaikan taraf hidup masyarakat untuk dapat hidup lebih sejahtera .

Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan telah menyusun konsep awal tentang Ill pemberdayaan masyarakat melalui model pengembangan usaha sapi potong . Hal ini dilaksanakan melalui kegiatan diskusi panel bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Asosiasi di bidang peternakan (APFINDO dan PPSKI) . Diskusi ini diikuti oleh hampir seluruh pengemban kepentingan yang terdiri dari pelaku usaha, pengambil kebijakan dan pimpinan UPT bidang perbibitan, serta para peneliti dan akademisi. Pembicara utama dalam diskusi ini adalah para pelaku usaha yang telah sukses mengembangkan bisnis sapi potong, yang diharapkan dapat menawarkan alternatif model pembangunan sapi potong.

File fulltext : Download (2.021 Kb)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Perpustakaan Puslitbangnak