Sabtu, 02 Agustus 2014

Strategi Pengendalian Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) di Indonesia


Dalam rangka pengembangan ternak sapi di Indonesia, penyakit hewan yang bersifat menular dan mengganggu sistim reproduksi ternak merupakan kendala yang harus segera diatasi . Terganggunya sistim reproduksi ternak akibat infeksi penyakit menular sangat merugikan karena dapat mengakibatkan keguguran, penurunan fertilitas, bahkan kemajiran ternak . Salah satu diantara penyakit menular yang menganggu sistim reproduksi ternak sapi adalah Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR).

Hewan untuk bibit harus bebas dari penyakit IBR. Hewan bibit sebaiknya tidak divaksin terhadap IBR, oleh karena itu maka biosekuriti harus diterapkan melalui seieksi pada "hewan baru" yang akan masuk ke kelompok, serta mengindarkan terkontak dengan ternak lain yang  tidak jelas  status penyakitnya . Hewan produktif yang masih rentan dan berada pada daerah endemik penyakit IBR, maka vaksinasi dilakukan untuk mencegah tertular oleh penyakit IBR dari hewan Iainnya yang terinfeksi . Adanya hewan tertular akibat IBR dapat diketahui melalui pemeriksaan serologis, yaitu pendeteksian antibodi dalam serum hewan melalui uji serum netralisasi (SNT) .
Akhir-akhir ini, diagnostik virologi telah mengalami kemajuan pesat dengan dikembangkan teknik asam nukleat untuk mendeteksi keberadaan virus dalam sampel yang berasal dari hewan, balk yang menunjukkan klinis maupun normal.
Hibridisasi asam nukleat dan reaksi berantai polymerase (polymerase chain reaction, PCR) telah dikembangkan sebagai perangkat uji yang sangat ideal dan handal untuk mendeteksi BHV-1 pada sampel karena uji tersebut sangat cepat, sensitive dan spesifik.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Tim Analisis Kebijakan Puslitbang Peternakan berinisiasi untuk melaksanakan workshop dengan tema Strategi Pengendalian Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) pada tanggal 21 Oktober 2009 di Bogor. Workshop ini bertujuan untuk : (i) mendiskusikan dan mengelaborasi berbagai masukan bagi strategi Pengendalian Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) di Pusat Perbibitan dan Pusat IB, (ii) memperoleh masukanmasukan
sebagai bahan rekomendasi bagi opsi kebijakan pemerintah dalam mengendalikan penyakit IBR . Keiuaran yang diharapkan dari workshop ini adalah saran/rekomendasi alternatif kebijakan strategi pengendalian penyakit IBR.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya dokumen ini . Buku ini merupakan dokumen dinamis yang dirasakan masih jauh dari sempurna, sehingga masukan dan saran yang bermanfaat guna meningkatkan kualitas sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat berguna bagi para pembaca untuk implementasi program usaha sapi potong di masa-masa yang akan datang.
File fulltext : Download (1.335 Kb)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Perpustakaan Puslitbangnak